BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Senin, 12 Oktober 2009

fenomena sosial

Sekarang,kita mulai membahas tentang fenomena sosial...
Fenomena sosial itu sendiri berarti keadaan di mana manusia menganggap segala sesuatu yang dialaminya adalah sebuah kebenaran absolut. Padahal hal itu sebenarnya adalah kebenaran semu (bukan objek) yang dibuat melalui simulasi simbol-simbol, kode-kode yang dicitrakan sedemikian dari sebuah objek yang benar. Kalau kita berbicara tentang fenomena sosial Indonesia berarti fenomena sosial yang hanya terjadi di Indonesia dan tidak ada di negara lain selain Indonesia..
Berikut ini akan diberikan beberapa contoh fenomena sosial Indonesia

1. Mudik

Mudik menjadi kata-kata yang ditunggu selama bulan Ramadhan karena mudik adalah tradisi pulang ke desa untuk sementara waktu dan membawa simbol-simbol tersendiri bagi para pemudik. Selain sarat akan ranah sosial dan religius, mudik identik dengan fenomena ekonomi. Maksudnya selain berkumpul dengan keluarga, ada bentuk pamer status yang dalam hal ini bersifat ekonomi. Mudik adalah taruhan keberhasilan pemudik. Akan ada rasa malu bagi pemudik yang pulang dengan tangan kosong. Maka kita lihat banyak pemudik yang tidak sengaja memoles dirinya dengan simbol peningkatan status ekonomi. Namun penonjolan status tersebut memberi dampak lanjutan bagi penduduk desa lainnya bahwa kota adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
Melihat banyaknya penduduk desa yang mudik menunjukkan kesenjangan sosial antara desa dan kota.Pembangunan yang lebih dititikberatkan pada kota menimbulkan anggapan bahwa kota adalah lambang kemakmuran dan desa sebagai simbol keterbelakangan. Kota kemudian menjadi sumber pemikat bagi penduduk desa yang menjadikan kemapanan ekonomi. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya urbanisasi. Urbanisasi mengakibatkan ketidakmerataan penduduk di desa maupun kota dan hal ini pada awalnya disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan antara desa maupun kota.

Bagaimanapun, mudik merupakan fenomena sosial yang hanya ada di Indonesia. Coba lihat aja di negara lain ga ada yang namanya mudik. Memang mereka juga punya Ramadhan, tapi Ramadhan mereka tidak diwarnai dengan mudik...Dibilang membanggakan enggak..Dibilang memalukan juga enggak..tapi itu adalah ciri khas Indonesia...

2. Gotong royong
Gotong-royong sebuah definisi bangsa Indonesia yang selama ini menjadi monumen penting yang selalu diagung-agungkan bangsa Indonesia. Sejarah kemerdekaan telah mencatat bahwa kata gotong-royong telah menjadi elemen penting dalam kehidupan bernegara Indonesia. Di zaman Orde Lama gotong-royong merupakan “kata suci?" yang selalu dikumandangkan oleh Soekarno, bahkan pernah dalam salah satu pidatonya, Soekarno menyatakan bahwa bila Pancasila diperas menjadi Ekasila, maka Ekasila itu adalah gotong-royong. Di zaman Orde Baru, walaupun tak segencar di zaman Orla, tetep aja gotong-royong menjadi salah satu kata penting di rezim pembangunan Soeharto.Berbagai kenyataan diungkapkan untuk mendukung pendapat bahwa gotong-royong adalah sifat dasar yang dimiliki bangsa Indonesia. Mulai dari sistem pertanian secara bersama, membangun rumah, dan segala macam kegiatan kemasyarakatan yang telah kita sama-sama baca dan pelajari sejak dulu, semuanya menunjukkan bahwa gotong-royong sudah ada sejak zaman prasejarah di bumi Indonesia. Ya, memang sejak SD kita telah diberikan doktrin bahwa gotong-royong adalah sifat dasar bangsa Indonesia yang menjadi unggulan bangsa ini dan tidak dimiliki bangsa lain.Tapi,yang menjadi pertanyaan adalah apakah gotong royong masih eksis di negri kita Indonesia ini?Jika dilihat dari keadaan sosial budaya Indonesia sekarang ini yang sudah terkena pengaruh globalisasi,sepertinya gotong royong sudah raib dari peredaran. Apalagi jika kita melihat kemiskinan,pengangguran, kerusuhan,kriminalitas yang ada..Kalau gotong-royong itu ada, pastilah tidak ada jurang kemiskinan yang dalam, karena si kaya akan senantiasa membantu si miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya. Pastilah tidak ada kerusuhan massa, yang dipicu adanya ketidakadilan, karena setiap ketidakadilan akan mustahil muncul dari jiwa gotong-royong.

Kalau dipikir2, sejak dahulu juga gotong royong uda mulai terkikis. Kita lihat aja dari zaman penjajahan. Apabila gotong royong masih kental,pastinya Belanda ga bisa menjajah kita selama 350 tahun. Belanda bisa menjajah Indonesia selama itu karena banyak pihak yang sudah merasa nyaman hidup di bawah penjajahan karena semuanya sudah disediakan Belanda. Tapi keadaan seperti itu hanya dialami oleh golongan tertentu. Mereka tidak memikirkan golongan buruh atau petani yang disiksa oleh penjajah satu golongan lainnya yang hidup menderita di bawah penjajahan. Mungkin dalihnya adalah karena mereka tidak berpendidikan sehingga hanya menerima apa yang terjadi tanpa ingin mengubahnya. Namun,apakah mereka tidak merasa kesal dengan apa yang mereka alami?Apakah mereka tidak iba dengan keadaan rakyat Indonesia lainnya?Hanya beberapa orang yang menjadi pahlawan inilah yang memiliki sifat gotong royong. Hny sekitar 1/100 dari rakyat Indonesia yang ada yang memiliki sifat tersebut. Apakah ini yang dinamakan sifat dasar dari suatu bangsa?

Gotong-royong yang dimiliki bangsa ini hanyalah gotong-royong yang bersifat aman dan menguntungkan bersama. Sementara gotong-royong yang “berdarah-darah" untuk menolak penindasan adalah sesuatu yang tabu. Gotong-royong yang dimiliki bangsa ini adalah gotong-royong yang harus mempunyai feed back. Mari kita bersama bergotong-royong mengadakan kenduri, agar kelak saat kita punya hajat maka orang lain pun akan membantu kita. Mari kita bergotong-royong membuat pengairan sawah, agar sawah kita pun dapat diairi. Mari kita bergotong-royong membangun balai desa, agar nanti kita juga dapat nonton teve di sana.
Buat apa kita bersama-sama mengentaskan orang-orang miskin, nanti mereka malah menjadi saingan dagang kita. Buat apa kita sibuk-sibuk mengurusi orang lain yang tanahnya diambil paksa oleh penguasa, yang penting kita selamat, kalau ikut-ikutan nanti malah kena getahnya. Buat apa ikut-ikutan memprotes kebijakan sekolah, nanti malah dicap anak nakal dan dapat nilai jelek. Buat apa ikut-ikutan demo, nanti malah dipentung polisi dan ditahan, toh demo juga tidak selalu didengar, lagipula kebijakan yang diprotes itu kan tidak ada sangkut-pautnya dengan kita.

Dengan gotong royong yang seperti ini,apakah gotong royong masih bisa kita anggap sebagai sifat dasar bangsa Indonesia yang dapat dibanggakan???Bagaimanapun,gotong royong merupakan sifat dasar bangsa Indonesia,regardless its weaknesses,yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.

0 komentar: